in

Semangat Basril Belajar Alquran di Usia Senja, Beri Contoh pada Generasi Muda

Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat. Rangkaian kata inilah yang diadopsi Basril, 78, warga Jalan Adinegoro No 20 Padang ini. Dia baru bisa menerjemahkan isi Alquran di saat usianya beranjak senja.

Sore itu, Rabu ( 8/2) seorang Basril mendatangi kantor Padang Ekspres di Jalan Adinegoro, Padang. Orang malam (redaksi) belum banyak yang datang, hanya ada staf bagian iklan. Basril duduk sendiri di meja yang biasa dipakai rapat bagian penagihan iklan Padang Ekspres. Memakai kopiah putih bergaris coklat muda ia duduk sambil membaca Alquran terjemahan menghadap pintu. Ia kelihatan lebih bugar dari usianya yang hampir mendekati 80 tahun itu.

Warga Jalan Adinegoro Padang itu mengatakan, ia ingin membagikan pengalaman hidupnya untuk orang banyak. Waktu kecil katanya, ia tidak sempat belajar bahasa Arab. Tapi keinginan itu tidak hilang, meskipun sudah berusia senja.

Kini, harapannya itu telah terwujud, ia bisa membaca Alquran sekaligus menerjemahkan isinya tanpa masuk pesantren atau sekolah formal. “Ini mukjizat dari Allah SWT saya pun tak menyangka seperti ini,” jelasnya.

Sambil memperbaiki duduknya, ia mengatakan, segala sesuatu harus dilakukan bersungguh-sungguh. Supaya bisa mendapatkan hasil yang sungguh-sungguh pula. Memang benar Allah SWT yang menentukan segalanya, tapi kita diperintahkan harus tetap berikhtiar dengan penuh kesungguhan. “Tidak ada yang tidak bisa jika Allah berkehendak,” ujarnya sambil membantin.

Ia mengatakan, menuntut ilmu itu tidak ada batasnya. Manjadda wa jadda pepatah Arab itu menginspirasinya, karena memang sedari kecil ia berkeinginan bisa mengartikan isi Alquran. Dengan begitu, kita lebih paham isi yang terkandung dalam Alquran.

“Kalau kita paham, untaian Alquran itu membuat kita semakin kecil dan takut kepada Allah SWT,” jelasnya.

Perjuangan kakek ini tidaklah mudah. Pernah suatu ketika ia bertanya kepada seseorang tapi ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Kemudian ia coba belajar sendiri dan akhirnya, impian itu pun bisa ia capai. “ Saya belajar sendiri dengan membeli kamus berbahasa Arab- Indonesia,” ujarnya.

Setelah membeli kamus Al-Munawwir dan Al Wafi, kakek ini membacanya setelah siap shalat, ketika terbangun di tengah malam dan dimana ada waktu. “Saya dimudahkan Allah karena sudah tua masih diberi ingatan yang kuat,” ujarnya.

Kakek yang tamat SD tahun 1963 ini mengatakan, ia ingin anak-anak sekarang bisa mempelajari Alquran lebih dalam. Artinya, tidak di mulut saja, tapi harus tahu artinya.

“Yakinlah, jika kita mengerti Alquran, kita baru sadar, kita tidak ada apa-apanya,” ujarnya sambil tersenyum.

Belajarlah, katanya, belum ada kata terlambat. “Contoh saya, di usia senja baru bisa menerjemahkan isi Alquran. Padahal itu keinginan sejak kecil. Karena berjuang di jalan Allah semuanya di mudahkan. Mudah-mudah pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi yang lain.” (jufri jao)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bawaslu Pessel Gelar Siaga Pengawasan Satu Tahun Menuju Pemilu 2024

Calon Pengantin Wajib Unduh Elsimil, Tekan Stunting Melalui Sertifikat