in

SMA Negeri 2 Sipora Kepulauan Mentawai, Banyak Guru Bergelar S2

AKRAB: Kepala SMAN 2 Sipora, Heli Mursida
bersama dengan sejumlah tenaga pendidik S2.(IST)

SMAN 2 Sipora ternyata tidak hanya banyak melahirkan beragam prestasi beberapa tahun terakhir, namun, juga didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga pengajar yang mumpuni.

Di mana, saat ini tenaga pengajar di SMAN 2 Sipora terbanyak se-Kepulauan Mentawai yang memiliki kualifikasi jenjang ilmu strata 2. Seperti apa?

Dari 41 orang tenaga pendidik di SMAN 2 Sipora yang terdiri dari guru PNS dan P3K, ter
dapat 7 orang guru yang sudah menamatkan pendidikan S2-nya di berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat dan Indonesia.

Di antaranya, Universitas Putra Indoensia, AKBP, Universitas Negeri Jakarta. Bahkan, salah seorang guru SMAN 2 Sipora juga ada lulusan S2 Monash University, Melbourne Australia. Capaian yang diraih tersebut, bukanlah semata-mata didapuk begitu saja.

Sebagian mereka memanfaatkan saat kondisi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu untuk berjuang melanjutkan pendidikannya. Jadi, selama pendidikan juga tidak mengganggu proses belajar dan mengajar.

Kepala SMAN 2 Sipora, Heli Mursida mengatakan bahwa kondisi guru-guru yang sudah menamatkan pendidikan S2 tersebut, murni berdasarkan keinginan masing-masing. Namun, kata dia, pihaknya tetap mendorong bagaimana para tenaga pendidik di SMAN 2 Sipora bisa terus meningkatkan kapasitasnya.

“Alhamdulillah, untuk saat ini, kita paling banyak tenaga pendidik yang sudah berijazah S2 di seluruh SMA dan SMK di Kepulauan Mentawai. Saya sendiri, waktu itu termasuk salah seorang mahasiswa kondisi pandemi, bahkan, ujian akhir tesis dan wisuda dilaksanakan secara virtual,” ujar alumni S2 Universitas Putra Indonesia (UPI) tersebut.

Dia mengatakan bahwa, ternyata kondisi pandemi Covid-19 tidak selamanya buruk, jika kita mampu mengambil hikmahnya. Jika sebelumnya, kuliah mesti bisa membagi waktu antara mengajar dan keluarga, nah, selama pandemi itu, kata dia, bisa diatasi tanpa harus mengganggu proses mengajar, karena memang kuliah dan mengajarnya sama-sama daring dan tidak mangganggu PBM.

Saat ini, kata dia, dari 7 orang guru yang sudah mendapat gelar S2, 4 orang guru di antaranya sudah penyetaraan. Tinggal 3 orang guru yang dalam proses penyetaraan. Di samping itu, saat ini juga ada satu orang guru SMAN 2 yang tengah melaksanakan pendidikan S2-nya di Universitas Terbuka (UT).

Dia mengaku, akan terus mendorong bagaimana para guru-guru yang ada untuk meningkatkan kapasitasnya, baik dengan melanjutkan pendidikan maupun pelatihan-pelatihan yang ada. Bagaimana pun, lanjut dia, prestasi anak didik juga tidak terlepas dari kapasitas dan pengalaman dari para guru dalam mendidik.

“Kita terus mendorong guru-guru yang meningkatkan kapasitasnya. Baik itu dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat atas, maupun juga melalui pelatihan atau bimbingan teknis yang ada. Dalam satu tahun, para guru bisa mengikuti pelatihan 3 sampai 4 kali,” ungkap perempuan yang karib disapa Yen ini.

Sekarang ini, kata dia, tantangan yang dihadapi, yakni, terkait penerapan kurikulum merdeka belajar. Menurut dia, sebagai kurikulum yang baru, menurut dia, masih banyak guru atau tenaga pengajar yang memahaminya. Apalagi, kata dia, selama ini belum ada guru SMA 2 Sipora yang mendapat pelatihan tentang kurikulum merdeka belajar tersebut.

“Sampai sekarang, kami belum paham, karena belum ada pelatihan yang diikuti sama sekali. Termasuk saya sendiri. Kita berharap, ada pelatihan-pelatihan yang lebih intens lagi mengenai kurikulum merdeka belajar tersebut,” pungkasnya. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Warga Yang Terdampak Jalan Tol Pertanyakan Ganti Rugi Lahan, Kadis : Ganti Rugi Belum Tahu

Sah, Defri Mulyadi Pimpin IJTI Sumbar