in

Stok Menipis, Harga Garam Naik

Selain cabai, ketersediaan garam di Sumbar, khususnya Kota Padang perlu diwaspadai sebulan ke depan. Pasalnya, sisa pasokan garam bulan ini hanya 1.400-an ton. Sementara kebutuhan garam setiap bulannya berkisar 1.900 hingga 2.500 ton.

Pasokan garam di distributor menjelang pertengahan Februari ini sekitar 1.287 ton. Ditambah pasokan dari PT Garam 200 ton hingga totalnya menjadi 1.400-an ton. Melihat kondisi tersebut, diprediksi ketersediaan garam akan semakin menipis awal Maret mendatang.

“Kami telah menghubungi produsen garam di sejumlah daerah, Medan, Bengkulu, Sibolga dan daerah lain untuk mengupayakan ketersediaan garam,” kata distributor garam terbesar di Sumbar, Garam Tani Makmur Sejahtera Bersama, Lukmanul Hakim, kemarin (9/2).

Namun, lanjutnya, kebutuhan tetap tidak mencukupi. Alhasil pendistribusian akan dilakukan secara bertahap. Di samping itu, permintaan agen juga akan dibatasi. Pihaknya pun akan fokus pada pendistribusian garam ke pasar dengan membatasi permintaan agen untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Langkah ini diambil guna mengantisipasi kemungkinan kelangkaan garam ke depannya. Apabila garam lokal atau Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan, Lukmanul Hakim sempat berencana akan mengimpor garam dari luar.

Impor ini akan mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 125/M-Dag/PER/12/2015 tentang Impor Garam. Salah satu ketentuan yang mesti dipenuhi, kadar NaCl garam untuk konsumsi minimal 94,7 persen, dan garam penolong industri mengandung kadar NaCl minimal 97 persen.

“Jika memang tidak ada lagi pasokan dari Indonesia,” ungkapnya. Sekretaris Dinas Perdagangan Kota Padang, Jasman mengakui menipisnya pasokan garam di Padang.

Selain pasokan, di Padang terjadi pula ragam harga garam. Biasanya penjualan garam Rp 1.200 per kg, sekarang berfluktuasi dan tidak merata. Kisaran harga di lapangan mulai dari Rp 2000 hingga Rp 3000 per kg. 

Menyikapi menipisnya pasokan, Dinas Perdangan Kota Padang mengatakan, akan mengkonsultasikan dengan Dinas Perdagangan Sumbar. “Tujuannya untuk menekan harga serta mengantisipasi peredaran garam tidak beryodium,” kata Jasman. 

Agar tidak kecolongan mulai awal Maret ini, sebutnya, pihaknya akan mengendalikan pendisitribusian. Kontrol mulai dari distributor, penyalur hingga pengecer akan diperketat. Diharapkan, dengan memperketat pengawasan, peluang agen-agen bermain curang hingga mempengaruhi mekanisme pasar tidak terbuka.

Dinas Perhubungan berjanji akan melakukan kontrol secara berkala dan akan menjamah pasar-pasar hingga gudang penyimpanan.

“Pekan depan Dinas Perdagangan akan merapatkan persoalan ini bersama perusahaan garam, distrubutor, agen serta legislator. Diharapkan komoditi itu dapat terkontrol dengan baik sehingga masyarakat tidak kesulitan memenuhi kebutuhan akan garam bulan depan,” pungkasnya.

Sekretaris Komisi II di DPRD Padang, Rafli mengatakan, apabila keadaan ini tidak segera diantisipasi, besar kemungkinan kebutuhan garam akan sulit didapatkan.

Mencegah pasokan garam yang bakal menipis itu, ia meminta Pemko Padang untuk mengambil langkah konkret sehingga tidak terjadi peredaran garam tidak beryodium di Sumbar, khususnya di Kota Padang. “Jangan menunggu pasokan menipis baru diantisipasi,” tegas Rafli. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

MUI Sumbar Berpeluang Terima Hibah Bansos

Program Adipura Dire-branding Padang Lolos Penilaian Tahap 1