in

Tak Perlu Panik, Investor Mesti Lebih Rasional

 

Aksi jual investor asing di seluruh pasar mencapai 7,79 triliun rupiah. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menerapkan beberapa kebijakan untuk menahan pelemahan, dan mengajak investor untuk lebih rasional dalam bertransaksi.

Berikut petikan wawancara wartawan Koran Jakarta dengan Direk­tur Utama BEI, Inarno Djajadi.

Mengapa pasar saham terus mengalami pelemahan?

Situasi ini terjadi menyeluruh dan ti­dak hanya di Indonesia, karena negara-negara tetangga juga mengalami hal yang sama. Apa yang dilakukan oleh Bursa mudah-mudahan itu yang ter­baik. Kalau kita flashback ke belakang, kita sudah melarang untuk melakukan transaksi short selling, auto rejection juga dipersempit, dari mulai batasan bawah sebesar 10 persen diubah men­jadi 7 persen. Tujuannya tentu untuk mengajak investor berpikir rasional dan tidak ikut-ikutan menjual.

Apakah saham-saham sudah tidak menarik?

Pada prinsipnya, kalau kita meli­hat lebih mendalam, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang cukup baik, dan sayang sekali dijual pada posisi harga sekarang ini. Oleh karena itu, kita coba agar investor lebih rasional. Jangan ikut-ikutan panik, ketika satu menjual dan semuanya ikut menjual tanpa melihat atau memper­timbangkan rasionalitasnya. Itu yang kita harapkan.

Apakah kebijakan yang diterap­kan merupakan bagian dari protokol krisis?

Itu bukan protokol krisis karena itu ada hitung-hitungannya. Secara global penurunan selama satu bulan berapa persen, dan itu ada perhitungannya melalui Volatility Indexs (VIX). Volatility Indexs ini secara global akan melihat berapa penurunannya per hari dan per minggu. Dari situ parameter yang bisa kita mainkan adalah parameter, seperti auto rejection dan segala macam yang kita sesuai­kan. Jadi bukan msalah protokol krisis atau apa pun.

Jadi, Bursa berupaya menahan kepanikan investor?

Kita ingin supaya investor itu benar-benar lebih rasional dan jangan ikut-ikutan panik, sehingga satu arah ketika jual maka semua menjual. Kalau semua panik agak repot. Kita ingin supaya investor itu lebih rasional.

Apakah Bursa akan mengajak institusi keuangan lainnya, untuk ma­suk ke pasar saham di tengah pasar sedang bearish?

Ada, jadi ada beberapa Dana Pen­siun (Dapen) yang berkomitmen untuk membeli saham karena saat ini adalah saat yang tepat untuk belanja atas saham-saham yang bagus.

Siapa saja Dapen itu?

Saya belum bisa sebutkan institusin­ya apa saja, tetapi institusi cukup besar. Insyaa Allah akan ke sini membuka bell perdagangan pada hari Senin (16/3). Jadi ada perusahaan asuransi, dan pensiun fund yang cukup besar. Mereka komit dan melihat saat ini adalah saat yang tepat untuk membeli.

Apakah ini salah satu bagian dari komunikasi Bursa dengan investor?

Kami rutin berkoordinasi dengan regulator, investor, dan asosiasi. Hal itu biasa kami lakukan di tengah situasi su­lit ataupun tidak. Kami selalu menjaga koordinasi dengan regulator, asosia­si, dan itu biasa dilakukan. Seperti tadi malam dengan aso­siasi juga kita sudah ketemu dan tukar pikiran. Jadi, itu bukan karena kondisi atau segala macam. Tapi, tentunya kondisi-kondisi sekarang ini akan mem­buat kami lebih sering bertemu. yuni rahmi/AR-2

What do you think?

Written by Julliana Elora

Women’s Caring Community Ajak Wanita Waspadai Penyakit Kanker

Suhu Tubuh di Atas 37,5 Dilarang Masuk Kantor PLN