in

Target Pertumbuhan Meleset

Kinerja pertumbuhan ekonomi tahun lalu belum sesuai target meskipun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, termasuk perbaikan iklim bisnis dan pembangunan infrastruktur.

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2017 sebesar 5,07 persen dari tahun sebelumnya (yoy). Angka tersebut di bawah target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar 5,2 persen.

Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (5/2), menyatakan pertumbuhan ekonomi 2017 didukung konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,15 persen dan konsumsi pemerintah tumbuh 2,14 persen. “Konsumsi rumah tangga tumbuh karena adanya kenaikan konsumsi pada kelompok kesehatan dan pendidikan, restoran dan hotel serta transportasi dan komunikasi,” jelas Suhariyanto.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh konsumsi LNPRT yang tumbuh 6,91 persen, ekspor tumbuh 9,09 persen serta impor tumbuh 8,06 persen, meski impor ini merupakan faktor pengurang. “Ekspor tumbuh positif sepanjang 2017 karena terjadi kenaikan pada ekspor barang nonmigas seiring meningkatnya perekonomian di negaranegara tujuan ekspor,” katanya.

Konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi terbesar dalam struktur PDB 2017 yaitu sebesar 56,13 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 32,16 persen, ekspor 20,37 persen, konsumsi pemerintah 9,1 persen, konsumsi LNPRT 1,18 persen dan impor yang menjadi faktor pengurang 19,17 persen.

Menurut lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi 2017 didukung oleh sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,81 persen, diikuti sektor jasa lainnya yang tumbuh 8,66 persen dan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 8,49 persen. “Namun, struktur PDB pada 2017 masih didukung oleh industri pengolahan sebesar 20,16 persen, sektor pertanian 13,14 persen dan sektor perdagangan 13,01 persen,” tambah Suhariyanto.

Meski di bawah target, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis perekonomian masih bisa tumbuh sesuai proyeksi pada 2018 yaitu 5,4 persen. Darmin mengatakan perekonomian pada 2018 akan didukung oleh penyelenggaraan pilkada maupun Asian Games yang meningkatkan kinerja konsumsi LNPRT maupun rumah tangga.

Pandangan Keliru

Namun, Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean dalam riset ekonominya edisi Februari menyatakan bahwa banyak pandangan yang keliru dan spekulatif jika Pemilu atau Pemilukada mempengaruhi konfigurasi makro Indonesia, terutama belanja konsumsi dan kinerja pasar saham.

“Pengamatan kami pada data makro Indonesia selama tiga pemilihan berturut-turut atau 15 tahun terakhir, tampaknya menunjukkan sebaliknya,” kata Adrian. 

bud/Ant/E-10

What do you think?

Written by Julliana Elora

12 Partai Politik Sumsel Dinyatakan MS

“Ini Kecelakaan Konstruksi, Penyebabnya Tengah Diinvestigasi”