SMA Awal April, SMP Akhir
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan jadwal tentatif ujian nasional (UN) 2018. Meski bersifat tentatif, hampir pasti tidak ada perubahan dan tinggal disahkan. Untuk jenjang SMA, MA dan SMK jadwal penyelenggaraan UN 2018 hampir sama tahun ini. Yakni, dimulai pada pekan pertama April.
Yang berbeda adalah jadwal UN SMP sederajat. Tahun ini UN SMP sederajat digelar pada Mei. Sedangkan tahun depan UN SMP dilaksanakan pada akhir April. Rangkaian pelaksanaan UN 2018 diawali untuk kelompok SMK dan MAK pada 2–5 April. Kemudian disusul kelompok SMA dan MA pada 9–12 April. Lalu ditutup UN SMP sederajat pada 23–26 April.
Ketua BSNP Bambang Suryadi menjelaskan, penyelenggaraan UN 2018 sempat bakal dimajukan karena tahun depan ada pilkada serentak. Namun akhirnya rencana memajukan pelaksanaan UN 2018 pada Februari tidak jadi diputuskan. ”Kami berharap baik UN maupun pilkada serentak sama-sama berjalan dengan lancar dan kondusif,” tuturnya di Jakarta, kemarin (26/10).
Dia menjelaskan, penyusunan jadwal tentatif UN 2018 itu sudah mempertimbangkan hari libur nasional, hari penting keagamaan dan sejenisnya. Sehingga, pelaksanaan UN tidak sampai tabrakan dengan hari libur maupun hari keagamaan. Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menjelaskan, pemeritah tetap mengupayakan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) sebanyak-banyaknya.
Untuk jenjang SMA, MA, SMK dan MAK, ditargetkan 100 persen menjalankan UNBK. Sedangkan di tingkat SMP dan MTs, ditargetkan 70 persen. ”Tentu UNBK tidak selalu di sekolah masing-masing. Tetap ada yang bergabung ke sekolah lainnya,” jelasnya. Bahkan, numpang UNBK juga bisa dilakukan pada lintas kelompok atau jenjang. Misalnya siswa SMK numpang fasilitas UNBK di SMA atau sebaliknya. Untuk itu BSNP membuat jadwal UN SMK dan SMA tidak bebarengan supaya bisa resource sharing.
Bambang menjelaskan jumlah sekolah peserta UN 2018 masih terus didata. Catatan sementara jumlah sekolah peserta UN 2018 untuk kelompok SMA ada 12.959, SMK ada 12.585, dan MA tercatat 7.806 sekolah. Dia berharap pendataan atau pendaftaran siswa dan sekolah peserta UN 2018 sudah beres Desember 2017. Sehingga, bisa langsung digunakan pemetaan jumlah sekolah pelaksana UNBK maupun yang berbasis kertas.
Rencana ketentuan baru dalam UN tahun depan adalah pelaksanaan UN perbaikan. Setelah UN utama digelar, lanjut Bambang, akan dilaksanakan UN susulan. Program UN susulan ini untuk peserta ujian yang berhalangan, misalnya karena sakit saat UN utama. Selain itu, BSNP juga menyiapkan UN perbaikan, rencananya digelar Juli 2018. Pelaksanaan UN perbaikan di antaranya untuk peserta ujian yang tidak bisa ikut UN utama dan susulan. ”Mungkin saat UN susulan, dia masih dalam perawatan,” jelasnya.
Selain itu, UN perbaikan juga diselenggarakan untuk siswa yang tidak mampu mengejar standar nilai minimal. Meskipun UN bukan lagi penentu kelulusan, tetapi ada standar nilai kelulusan. Standar nilai minimal UN 2018 masih sama dengan UN 2017. Bambang menegaskan UN perbaikan tahun depan hanya untuk peserta UN 2018.
Pengamat pendidikan Jejen Musfah menuturkan, ada tiga poin yang harus diperhatikan di masa persiapan UN 2018. Yakni, pemerintah jangan memaksakan sekolah melaksanakan UNBK, padahal infrastrukturnya belum siap. Memaksanakan pelaksanaan UNBK bisa berujung pada pungutan pengadaan unit komputer.
Kemudian karena UN sudah tidak menjadi penentu kelulusan dan penentu masuk PTN, jangan ada praktik kecurangan. ”Baik itu oleh oknum guru, non-guru, maupun orangtua siswa dan siswanya sendiri,” jelasnya. Jangan sampai ada yang membocorkan soal ujian dan orangtua yang mencari dan membeli bocoran soal atau kunci jawaban.
Selain itu, sambung Jejen, tensi UN saat ini sudah tidak terlalu tegang. Sehingga, proses belajar sebaiknya secara alamiah di sekolah. Tidak perlu dipaksanakan untuk ikut bimbingan belajar yang tarifnya bisa jutaan rupiah dalam sebulan. Dia berharap jangan sampai bimbingan belajar terkesan menggantikan pembelajaran di sekolah. (*)
LOGIN untuk mengomentari.