in

Apa Itu Cinta

Ah cinta… 

Siapa sih yang gak pernah mengalami bahagianya (atau merananya) jatuh cinta. Mulai dari cinta monyet sampai cinta sehidup semati, dunia jadi lebih berwarna dengan cinta. Tapi pernah gak kamu bertanya-tanya cinta itu apa dan turunnya dari mana? 

Ternyata menurut Dr. Helen Fisher cinta itu dibagi jadi tiga tahapan, yaitu:

  • Lust (gairah atau nafsu)

 Fase jatuh cinta dimulai dari sini. Kamu mulai merasa seseorang itu menarik dan curi-curi pandang keorang yang kamu taksir. Tahapan satu jatuh cinta ini banyak dipengaruhi oleh hormon testosteron dan estrogen yang ada pada wanita dan pria.

  • Attraction (daya tarik)

Ini dia tahapan jatuh cinta yang paling gak banget. Biasanya kamu terus-terusan mikirin dia 24/7. Makan gak enak, gak bisa tidur nyenyak. Bencana deh pokoknya. Tahap kedua ini terjadi karena otak kita secara aktif memproduksi hormon adrenalin, dopamin, dan serotonin. 

Adrenalin ini hormon yang membuat jantung berdebar lebih kencang, apalagi kalau kamu papasan sama doi.

Dopamin adalah hormon yang buat kamu gak bisa makan dan tidur. Ini karena dopamin membuat kamu selalu merasa segar sehingga otak kamu merasa kamu gak butuh makan dan tidur lagi. Kamu juga jadi perhatian sama orang yang kamu taksir.

Terakhir ada hormon serotonin, hormon utama dari cinta. Kamu terus memikirkan si dia, jadi gampang berubah mood apalagi kalau berurusan dengan doi. Bisa dibilang serotonin ini tersangka utama kenapa kita bisa mendadak gila kalau lagi jatuh cinta.


  • Attachment (kasih sayang)

Tahap terakhir jatuh cinta dimana seseorang mulai merasa ekstra nyaman dengan pasangannya. Disini mereka mulai membentuk ikatan kuat dan gak ragu untuk mulai berkomitmen. Biasanya di tahap ini setiap pasangan memutuskan untuk menikah dan membangun keluarga. Nah, hormon yang “dilepas” otak pada tahap terakhir ini ada dua, oksitosin dan vasopressin.

Oksitosin adalah hormon yang dilepas saat orgasme. Selain itu hormon ini juga banyak diproduksi saat ibu melahirkan dan menyusui. Oksitosin juga berfungsi sebagai hormon yang bisa menguatkan suatu hubungan.

Kedua hormon vasopressin yang banyak di temukan di ginjal. Ilmuwan menemukan bahwa tikus padang rumput (prairie vole) yang telah di beri obat untuk menekan vasopressin menjadi tidak peduli lagi dengan pasangannya. Karenanya ilmuwan menganggap vasopressin juga berpengaruh kuat dalam hubungan jangka panjang.

Jatuh cinta itu banyak dipengaruhi hormon yang diproduksi oleh otak. Jadi apa cinta yang kita rasakan itu sebenarnya gak nyata? Berarti selama ini kita di bohongi oleh otak kita sendiri. Tentu saja tidak. Karena kita hanya bisa mengalami tahapan jatuh cinta itu dengan orang tertentu saja. Selama kita merasa nyaman dengan orang yang kita pilih gak ada salahnya kan kita melanjutkan tahapan cinta sampai yang terakhir.

Lagipula seperti kata Profesor Dumbledore, “Tentu saja ini hanya terjadi didalam kepalamu, tapi tidak berarti semua ini tidak nyata.

kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kemnaker-KPAI Perketat Pengawasan Pekerja Anak

Punya ram 6gb, Smartphone Xiaomi ini di incar pecinta gadget