in

Bersandar Pada KPK

Kematian Johannes Marliem menyita perhatian publik sepanjang akhir pekan lalu. Ada banyak spekulasi seputar kematiannya di Amerika Serikat. Keterangan Johannes terang saja sangat dinanti publik. Perusahaan Johannes adalah penyedia sistem identifikasi sidik jari untuk proyek e-KTP. Dan di tangan saksi kunci inilah terdapat 500 giga byte rekaman percakapan mereka-mereka yang diduga terlibat silang sengkarut korupsi ini.

Kasus megakorupsi e-KTP memang menyedot perhatian sejak pertama kali bergulir. Di tengah lambatnya pengerjaan e-KTP, begitu terungkap ada korupsi, jelas kemarahan publik membuncah. Selain soal kematian Johannes, yang sekarang ikut jadi sorotan adalah menghilangnya nama Ketua DPR Setya Novanto dalam putusan e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiarto. Ketua DPR itu sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka, namanya ada dalam tuntutan lantaran disebut memiliki peran penting dalam kasus korupsi ini.

Sidang megakorupsi e-KTP ini masih terus bergulir. Hari ini, rencananya sidang terhadap tersangka Andi Narogong rencananya digelar. Andi disebut ikut membantu Setya Novanto dalam mengatur pemenang proyek e-KTP sampai mengatur aliran dana kepada sejumlah anggota DPR. Publik menanti kejutan-kejutan lain dari sidang tersebut. Seraya terus bersandar pada KPK supaya maju terus pantang mundur mengungkap kasus ini.

KPK memastikan, penyidikan korupsi e-KTP tak akan terhambat dengan meninggalnya Johannes Marliem. Menghilangnya nama Setya Novanto dari putusan juga tak boleh bikin KPK kendur semangat. Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut, KPK  dibantu Gusti Allah untuk menuntaskan kasus ini. Juga ada kita, publik yang tak ingin Indonesia hancur karena korupsi.

 

What do you think?

Written by virgo

Pisang Bertandan Tiga, Empat Jantung Jadi Tontonan Warga

Pemberdayaan UMKM Menjadi Solusi