“Ini ruas Bawen-Salatiga yang sudah bertahun-tahun tidak bisa selesai karena masalah pembebasan lahan,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo, Sabtu, (8/4/2017), meninjau perkembangan proyek pembangunan jalan tol Bawen – Salatiga di KM +37.600, Jembatan Tuntang, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Ruas tol tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo, yang sudah bertahun-tahun terkendala masalah pembebasan lahan. Namun, tekad kuat pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam membangun infrastruktur di Tanah Air, mendorong para jajarannya segera menyelesaikan masalah yang menghambat pembangunan tersebut. Sehingga proyek pembangunan jalan tol tersebut berjalan sesuai rencana dan mencapai tahap konstruksi.
“Alhamdulilah tadi saya tanyakan hampir rata-rata di setiap ruas, setiap seksi 97-99 persen lahan sudah terbebaskan, artinya tadi saya sampaikan ke Menteri PU tinggal konstruksi,” ungkapnya.
Walaupun demikian, proses kontruksi yang dihadapi tidaklah mudah. Mengingat lokasi pembangunan jalan tol yang berada di sekitaran bukit, membuat kontruksi berjalan cukup berat. Bahkan saat ini masih ada sekitar 140 ribu meter kubik tanah yang harus dipindahkan.
“Memang problem yang paling berat misalnya di ruas Bawen-Salatiga ini, di Tuntang menghadapi bukit-bukit yang memerlukan pemotongan dan membawa tanah itu menuju tempat yang lain,” ucap Presiden.
Oleh karena itu, Kepala Negara berharap seluruh ruas tol yang ada di Pulau Jawa sudah tersambung pada tahun 2019 mendatang. Sehingga mobilitas dan aksesibilitas masyarakat di Pulau Jawa menjadi semakin mudah.
“Kita berharap insya Allah 2018 akhir Jakarta-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Surabaya sudah tersambung. Dilanjutkan ke arah Timur, Surabaya-Banyuwangi juga 2019 sudah selesai, kita sambung dari ujung ke ujung di Jawa,” ujar Presiden.