in

BIM Ditutup, Kasang Banjir

Tiga Sekolah Hentikan Proses Belajar, Trans Mentawai Terban

Hujan deras mengguyur sejumlah kawasan di Sumbar, kemarin (21/8), mengakibatkan ditutupnya arus penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) beberapa jam. Hal ini juga memicu terjadinya banjir yang melanda kawasan Kompleks Perumahan Bumi Kasai Permai di Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman sedalam satu meter.

Operator BIM dalam hal ini PT Angkasa Pura II mengambil kebijakan ini guna menghindari kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan seiring buruknya cuaca. Akibat penutupan itu, beberapa penerbangan sempat tertunda.

”Setidaknya, terdapat empat pesawat dari tiga maskapai yang masih melakukan holding (tertahan di udara, red) di udara menuju BIM. Yakni, dua pesawat Garuda Indonesia (GA 148 dan GA6315), satu pesawat Batik Air (BTK6818), serta satu pesawat Sriwijaya Air (SJY020),” ungkap Manajer Operasional Angkara Pura II BIM, Alzog Pendra Budi saat dihubungi Padang Ekspres, Senin siang (21/8).

Pantauan flightradar, keempat pesawat berputar di udara. Informasinya, GA148 akhirnya divert (dialihkan) landing-nya ke Pekanbaru. Namun sekitar pukul 15.50, GA148 telah kembali mendarat di BIM. ”Cuaca tidak bagus dan angin kencang menjadi penyebabnya. Selain itu, jarak pandang di BIM sekitar 300 meter, padahal normalnya untuk landing adalah 800 meter. Makanya, kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak,” kata Alzog. 

Aktivitas penerbangan kembali normal sekitar pukul 15.00. Ditandai dengan visibility bagi pesawat yang akan mendarat sudah 9 km. Juru Bicara PT AP II BIM, Fendrik Sondra menambahkan, cuaca buruk juga menyebabkan GA 149 dari Jakarta mengalami keterlambatan sekitar lima jam. ”Sriwijaya dengan nomor penerbangan SJ 021, juga terdampak delayed akibat cuaca buruk tadi,” tambah Fendrik.

Biarpun cuaca sudah membaik, pihaknya tetap waspada. ”Kita tetap standby memantau cuaca. Take off dan landing sebenarnya tidak begitu berpengaruh jika masing-masing armada berani. Namun, demi keselamatan penumpang tentu saja harus mengambil jalan yang terbaik,” katanya. 

Hujan lebat juga mengakibatkan terganggunya proses belajar mengajar di SMAN 2 Batanganai, SMPN 4 Batang Anai dan SDN 29 Batang Anai, Padangpariaman. Hal ini disebabkan terjadinya banjir mencapai 1 meter di Kompleks Perumahan Bumi Kasai Permai (PBKP) di Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai yang sudah lama menjadi langganan banjir. Banjir kali ini, dilaporkan juga merendam 200 unit rumah warga. 

Pantauan Padang Ekspres sekitar pukul 13.00, para siswa SMAN 2 Batang Anai, SMPN 4 Batang Anai dan SDN 29 Batang Anai, tampak tetap berupaya keluar-masuk Kompleks PBKP lokasi ketiga sekolah itu. Mereka bahu membahu mendorong kedaraannya menuju Jalan Lintas Padang-Bukittinggi. Sedangkan air setinggi sekitar 30 cm, terlihat sudah memasuki sebagian besar ruangan SMAN 2 dan SMPN 4 Batang Anai tersebut.

”Motor teman-teman banyak yang mati, karena dipaksakan jalan dalam kondisi hidup di air yang dalam itu,” ujar Firman, 15, salah seorang siswa di SMAN 2 Batang Anai. Menurut dia, banjir seperti ini sudah biasa terjadi di sekolah mereka. 

Kepala SMAN 2 Batang Anai, Afniati mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan proses belajar mengajar setelah air memasuki ruang belajar mencapai betis orang dewasa (sekitar 30 cm, red). ”Kalau siswa tidak lebih cepat pulang, takutnya air semakin dalam,” ujar Afniati kepada Padang Ekspres, kemarin.

Afniati menjelaskan, pukul 12.00 kedalaman air di Kompleks PBKP Nagari Kasai sudah mencapai pinggang orang dewasa (sekitar satu meter, red). Sehingga, beberapa orang guru dan siswa kesulitan ke luar kompleks menuju Jalan Lintas Padang-Bukittinggi. ”Kondisi ini sudah kami laporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padangpariaman,” ujarnya.

Kepala BPBD Padangpariaman, Amiruddin mengatakan, pihaknya membawa satu unit perahu karet untuk mengevakuasi warga dan pelajar. ”Selain di Batang Anai, banjir juga terjadi di Kecamatan Sungailimau dan Ulakan. Namun, ketinggian air di kedua wilayah itu kurang dari satu meter,” tandasnya.

Amiruddin menjelaskan, banjir di Komplek PBKP merendam sekitar 200 unit rumah dan lahan pertanian masyarakat. Namun peristiwa tersebut tidak menelan korban jiwa. 

Afmison, 45, warga Kompleks PBKP mengakui bahwa daerahnya langganan banjir. ”Banjir ini sudah biasa bagi kami. Sepanjang tahun ini saja sudah sering terjadi kalau hujan lebat hingga dua jam,” ujar Afmison. 

Menurut dia, kecilnya ukuran selokan tak mampu menampung arus air. ”Seharusnya selokan ini lebih diperbesar atau diperdalam. Begitupun dengan gorong-gorongnya, harus lebih besar,” ujar Afmison.

Meyikapi ini, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Padangpariaman, Budi Mulya menjelaskan, sebenarnya permasalahan drainase di Nagari Kasang sudah dikerjakan pihak provinsi sejak tahun lalu. Namun, hingga sekarang pengerjaan itu masih belum tuntas. ”Kami juga sudah sampaikan kepada pihak provinsi, bagaimana kelanjutan pengerjaan drainase Kasang menuju aliran Batang Anai itu,” ujarnya. 

Trans Mentawai Terban

Di Kepulauan Mentawai, hujan lebat yang mengguyur kabupaten kepulauan itu tidak saja menyebabkan jembatan penghubung Sipora Utara dengan Sipora Selatan di Matrobibit, terputus. Namun, juga membuat badan jalan trans Mentawai di Desa Goisoinan, KM 14 terban. 

Naldi, 26, salah seorang warga Tuapejat menilai bahwa amblasnya jalan tersebut akibat rembesan hujan yang deras. Di samping itu, juga akibat kondisi badan jalan berada di pinggir jurang. ”Pembangunan jalan ini tidak diiringi parit atau got sebagai penahan air. Jadi, ketika air hujan datang, tanahnya dibawa air dan tanah tempat dasar jalan rabat beton pun dikikis habis,” kata Naldi.

Pantauan Padang Ekspres, ruas jalan yang terban tersebut melebihi separuh badan jalan. Sementara, sisanya hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Belum diketahui, apakah pekerjaan tersebut masih menjadi tanggung jawab rekanan atau tidak. Kepala bidang Bina Marga Dinas PU dan Penataan Ruang Kepulauan Mentawai, Asril yang dihubungi Padang Ekspres, kemarin (21/8), belum memberikan tanggapan. 

Sebelumnya, jembatan kayu di Matrobibit Desa Goisoinan juga diterjang luapan air sungai akibat hujan pada Kamis (17/8) lalu. Hal ini mengakibatkan aktivitas pengendara roda dua dan roda empat terganggu. Akses baru dapat dibuka setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan anggota SAR Mentawai membangun jembatan darurat, Sabtu (19/8) siang. ”Kita bersama BPBD membangun jembatan seadanya,” ungkap Kepala Pos SAR Kepulauan Mentawai, Hendri. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Disduk Permudah Urus Akte Lahir

Baru Sembilan PLTD di Mentawai