BATAM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepri mengakui kalau semua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kepri, sehat. Berbeda dengan BPR di daerah lain. Saat ini, total aset perbankan di Kepri, sekitar Rp 58 triliun. Didalamnya ada aset BPR sekitar Rp 5,86 triliun, hingga Oktober 2016.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Kepri, Uzersyah, Selasa (20/12) di Batam. Hingga saat ini setelah beberapa tahun OJK di Kepri hadir, belum ada BPR yang dicabut izinnya.
”Prestasi BPR di Batam cukup baik. Dibanding daerah lain, sudah beberapa kali ada pencabutan izin. Seperti di Padang, ada,” katanya.
Pencabutan izin BPR bisa dilakukan, diantara-nya ketika tidak sanggup menanggung utang ke nasabah. Saat ini di Batam, ada 43 unit BPR. Sementara bank umum, ada 40 kantor cabang.
”Ada Rp 58 triliun aset perbankan di Kepri. BPR eksis semua. Boleh tahanlah. Aset BPR lumanyan,” sambungnya.
Diantara BPR yang ada saat ini di Kepri, diakui ada juga yang sempat goyang. Namun tidak sampai bangkrut atau kolaps. Karena sebelum BPR dimaksud bangkrut atau kolaps, ada pihak yang membeli.
”Memang dulu ada yang sempat hampir kolaps. Tapi diambil alih oleh orang lain. Dikasih suntikan modal dan naik lagi,” bebernya.
Hanya saja, aset perbankan diakui tumbuh melambat. Pertumbuhan aset perbankan lebih kecil dibanding tahun lalu. Hingga triwulan III, pertumbuhan hanya sekitar 4,64 persen.
”Tapi dengan kehadiran BPR, tenaga kerja terserap. Dengan 43 BPR, ada 1.500 tenaga kerja terserap,” ungkap Uzer.
Sementara untuk sebaran BPR di Kepri, diakui masih dominasi Batam. Diantara BPR itu, lebih setengah atau sekitar 29 unit BPR yang ada di Batam. Lainnya tersebar di kabupaten kota di Kepri.
”Lainnya tersebar di Bintan dan Tanjungpinang, Karimun. Di Anambas belum ada. Di Lingga ada satu dan Natuna satu unit,” imbuhnya. (mbb)