SAWAHLUNTO, METRO
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sawahlunto rencananya bakal mendapatkan bantuan sebesar Rp 25 miliar dari Bank Dunia. Tapi, disayangkan akhirnya bantuan tersebut tertunda karena adanya beberapa item dari syarat administrasi yang kurang.
Direktur PDAM Sawahlunto Arifman membenarkan ketika dikonfirmasi koran ini di ruangan kerjanya, Senin (1/3). Menurut Arifman, ketertundaan bantuan SPAM PDAM ini dikarenakan ada perbaikan pada proposal yang diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Yang mana proposal tersebut dibuat Consultan Perencana CV Diwel Engineering Consultan Padang.
“Setelah disurvey ke lapangan tanggal 10-12 Februari 2021 oleh BPPW (Balai Prasarana Permukiman Wilayah ) Sumatera Barat Dirjen Cipta Karya, Consultan, OPD terkait dan PDAM sendiri ternyata masih banyak yang harus diperbaiki. Tim konsultan Diwel Engineering Consultan Padang yang telah dikontrak oleh Pemko Sawahlunto dengan nilai kontrak berkisar Rp. 299 juta menyanggupi akan segera melakukan perbaikan,” ujar Arifman.
Di samping itu dia menjawab mengenai keluhan-keluhan masyarakat mengenai layanan PDAM. Maka PDAM Sawahlunto selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik, tetapi karena kontur dan topografi Kota Sawahlunto yang berbukit-bukit jadinya alur air itu ketika dihidupkan cenderung mengisi daerah pada bagian bawah dulu. Akan tetaoi, ketika sudah penuh pada bagian daerah rendah maka baru air akan bisa diambil oleh masyarakat yang berada di wilayah ketinggian.
“Kemudian kenapa waktunya bergiliran sebab agar kebagian seluruh pelanggan PDAM yang ada di Sawahlunto. Ketersediaan air mencukupi, dengan tiga sumber air yaitu batang Lunto, Rantih dan batang Ombilin dan dibantu dengan 16 pompa air untuk mengalirkannya,” jelas Arifman.
Arifman tidak menampik bila didapatkan dana hibah Rp 25 miliar itu bisa digunakan membantu operasional PDAM dalam melayani pelanggan agar memberikan pelayanan yang maksimal. (pin)
