1 Korban Longsor dan 1 Kaki Kanan Masih Dicari Tim SAR Gabungan, Akses Jalan ke Seluruh Kampung Terisolasi, Sudah Terbuka
Jalan Sumbar-Riau yang amblas dan longsor pada 64 titik di Limapuluh Kota, mulai siang ini (9/3), dapat dilewati semua jenis kendaraan. Pencarian korban longsor di Kotoalam yang kemarin (8/3) menemukan satu korban tanpa kaki kanan tetap diteruskan.
Sementara, akses jalan darat ke seluruh kampung yang terisolasi sudah terbuka kembali. Walau begitu, dua helikopter milik Basarnas dan BNPB tetap disiagakan.
“Iya, mulai besok (hari ini), jalan Sumbar-Riau sudah dapat dilewati semua jenis kendaraaan. Material longsor sudah dibersihkan. Jalan amblas di Sibumbun sudah ditimbun. Meski demikian, pengendara, terutama pengemudi kendaraan berat, kita ingatkan tetap waspada. Karena, jalannya masih belum sempurna,” kata Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto ketika dikontak Padang Ekspres, tadi malam.
Bagus yang merangkap sebagai Dansatgas Penanggulangan Banjir dan Longsor Limapuluh Kota mengatakan, jalan Sumbar-Riau mulai dibuka untuk semua jenis kendaraan terhitung pukul 12.00 siang ini.
“Dengan dibukanya jalan, diharapkan akses ekonomi kembali pulih,” ujar bekas penyidik KPK seangkatan dengan Novel Baswedan ini.
Terkait jalan amblas di wilayah Riau, persisnya di Dusun Bukit Agung, Desa Kuok, Kabupaten Kampar pada Senin sore (6/3), Bagus mengaku tidak tahu, apakah jalan itu juga sudah bisa dilewati seperti jalan di wilayah Sumbar.
“Kalau untuk wilayah Sumbar, sudah bisa dilewati. Untuk wilayah Riau, jangan tanya saya Bro. Tak enak dengan Kapolres Kampar,” katanya.
Sementara itu, Polres Kampar melalui Kasat Lantas AKP Mas’ud Ahmad dan Kapolsek Bangkinang Barat Iptu Daren Maysar kepada RPG, memastikan, jalan di wilayah Kuok yang amblas sudah diperbaiki.
Gorong-gorong yang pecah di bawah jalan sudah ditimbun. Dengan demikian, arus dari Sumbar ke Riau dan sebaliknya dipastikan sudah bisa kembali normal.
Khusus jalan di wilayah Sumbar, terutama di kawasan Sibumbun yang berulangkali amblas, untuk jangka panjang Kementerian PU akan membangun jembatan di sana.
“Kita sedang evaluasi. Kemungkinan akan dibangun jembatan di sana, karena sudah dua kali amblas,” kata Staf Ahli Menteri PU, Khalawi kepada Padang Ekspres, usai bertemu Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi di kawasan Sibumbun, beberapa hari lalu.
1 Orang dan 1 Kaki Dicari
Sementara itu, pencarian korban longsor di jalan Sumbar-Riau, persisnya di Kotoalam, Pangkalan, Limapuluh Kota dipastikan tetap berlanjut hari ini.
Meski kemarin, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD dan relawan lain, berhasil menemukan satu korban lagi atas nama Roni Emrizal, 23, warga Ladangrimbo, Sungai Sirah Kuranji Hulu, Sungaigaringgiang, Padangpariaman.
Roni yang saat longsor terjadi hendak menemani ayahnya berjualan beras ke Duri dan Dumai, Riau, ditemukan dengan kondisi tubuh terkubur di dalam lumpur tanpa kaki kanan.
“Roni ditemukan di dasar jurang,” kata AKBP Bagus, Kompol Eridal, serta Dandim 0306/50 Kota Letkol Inf Heri Sumitro dan Bupati Irfendi Arbi kepada wartawan, Rabu siang (8/3).
Informasi yang diperoleh Padang Ekspres, sebelum menemukan Roni, tim SAR gabungan sejak Selasa sore (7/3), sudah mencium adanya tanda-tanda jenazah terkubur dalam lumpur di tengah jurang.
“Kawan-kawan tim SAR yang melakukan pencarian dengan cara menusuk-nusuk lumpur menggunakan kayu, mencium adanya bau menyengat di ujung kayu yang mereka gunakan,” kata Bripka Anton Mawardi, staf Biddokes Polda Sumbar.
Hanya saja, karena pencarian pada Selasa dan hari-hari sebelumnya, dilakukan sampai pukul 17.00 sesuai dengan prosedur tetap (protap), tim SAR yang melakukan pencarian pada Selasa Sore, baru sebatas memberi tanda di lokasi yang dicurigai ada mayat di bawahnya. Keesokan harinya atau Rabu pagi (8/3), baru lokasi tersebut mulai digali.
Saat penggalian itulah ditemukan sesosok jenazah berkelamin laki-laki. Jenazah yang dimasukkan ke dalam kantong hitam berlambang Basarnas itu, langsung digotong oleh puluhan anggota Basarnas, TNI dan Polri dari dalam jurang ke atas badan jalan Sumbar-Riau. Dari sana, jenazah akhirnya dievakuasi ke RSUD Adnaan WD, untuk proses identifikasi.
Proses identifikasi ini cukup rumit. Tim Disaster Victim Investigation (DVI) yang bermaterikan personel Bid Dokkes Polda Sumbar dan Polres Limapuluh Kota, sempat kesulitan.
Karena orang tua Roni, pasangan suami istri Razab alias Zahab, 63, dan Nurmailis, 50, awalnya baru yakin 50 persen, jenazah tersebut adalah jenazah Roni. Karena, bagian jenazah yang sudah berubah dan sulit dikenali.
Akan tetapi, begitu melihat di pergelangan tangan kanan dan kiri jenazah ada dua gelang kain mirip dengan gelang yang dipakai Roni, Razab dan Nurmailis akhirnya yakin, jenazah tersebut memang jenazah putra mereka.
Keyakinan ini semakin bertambah, setelah drg Sulistyo Wati dari RSUD Adnaan WD Payakumbuh memastikan di dalam mulut jenazah ditemukan gigi palsu. “Sebelum kejadian ini, Roni memang memasang gigi palsu,” kata Zahab yang masih berharap kaki kanan Roni dapat ditemukan.
Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi mengatakan, dengan ditemukannya jenazah Roni, berarti sudah lima jenazah yang ditemukan di lokasi longsor jalan Sumbar-Riau.
Karena sepanjang Sabtu (4/3) dan Minggu lalu (5/3), tim SAR Habungan juga sudah menemukan jenazah Doni Fernandes, 31 dan Karudin, 25, asal Gasanggadang dan Sungaigaringiang, Padangpariaman. Kemudian, jenazah Yogi Saputra, 23 dan Teja, 19, asal Tigojangko, Lintau, Tanahdatar.
“Dengan ditemukan jenazah Roni, sudah lima korban meninggal ditemukan di lokasi longsor. Selain itu, juga ada dua warga Pangkalan yang meninggal saat banjir terjadi. Yakni, seorang lansia yang hanyut dan ditemukan tim Sekolah Relawan dari Jakarta, serta seorang bayi. Berarti, keseluruhan, ada tujuh korban. Kami sampaikan terima kasih kepada tim SAR gabungan yang mencari. Kami harap pencarian terus dilakukan. Karena, menurut Kapolres dan Dandim, masih ada 1 satu korban lagi yang dilaporkan hilang,” kata Irfendi.
Tak Ada Lagi yang Terisolasi
Irfendi bersama AKBP Bagus dan Letkol Heri memastikan, sudah tidak ada lagi kampung yang terisolasi di Limapuluh Kota akibat longsor dan banjir. Bahkan, kawasan Galugua, Kapur IX, yang sebelumnya paling sulit dijangkau, kemarin sudah bisa ditempuh lewat jalur darat. Alat berat yang dikirim ke sana, juga sudah beroperasi.
Meski demikian, helikopter milik Basarnas dan BNPB yang kemarin kembali beroperasi di Limapuluh Kota, tetap disiagakan.
“Dua helikopter yang pada Kamis ini, sempat lima kali mendrop bantuan, bahkan mendarat di Galugua, tetap disiagakan. Karena proses tanggap darurat belum berakhir,” ujar AKBP Bagus dan Letkol Heri.
Bupati Irfendi sendiri, baru akan memutuskan hari ini, soal status tanggap darurat, apakah akan diperpanjang atau diakhiri.
“Saya belum bisa putuskan sendiri, karena harus rapat dulu dengan seluruh yang terlibat dalam penanangan ini,” kata Irfendi. Tapi, sejumlah pihak yang dimintai komentarnya, berharap masa tanggap darurat diperpanjang beberapa hari, karena masih banyak penanganan bencana yang harus dilakukan.
Sementara itu, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar tengah mengevaluasi dua perusahaan tambang batu di sepanjang jalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru yang longsor, Jumat (3/3). Pasalnya, ada dugaan salah satu penyebab longsor akibat aktivitas dua perusahaan tersebut.
Hal ini terungkap saat hearing Komisi IV dengan Dinas ESDM Sumbar, Dinas Lingkungan Hidup Sumbar dan Sat Pol PP Sumbar, kemarin (8/3). Kepala Dinas ESDM Sumbar, Herry Martinus menjelaskan, pihaknya masih berupaya memastikan apakah aktivitas kedua perusahaan tersebut menjadi penyebab longsor.
“Ada enam IUP (Izin Usaha Pertambangan) berada pada ruas jalan di Pangkalan Koto Baru itu, dua di antaranya bersentuhan langsung dengan jalan raya,” ungkap Herry.
Dia menyebutkan, lokasi tambang dua perusahaan itu memang tak di pinggir jalan. Namun untuk penempatan alat, dan operasional lainnya berada tak jauh dari lokasi longsor. Makanya, dia sudah membentuk tim guna memastikan apakah ini menjadi penyebabnya.
Tim ini masih berada di lokasi untuk mengambil bahan yang dibutuhkan. Selain tim, dia juga mengundang pihak perusahaan untuk memastikan persyaratan tambang yang dimiliki.
Dari data yang dimilikinya, dua perusahaan ini memang memiliki IUP. Namun, dia tak menampik banyak perusahaan yang tak menjalankan secara menyeluruh dalam perizinan. (*)
LOGIN untuk mengomentari.