Turunnya jumlah siswa yang diterima melalui jalur SNMPTN karena seleksi berdasarkan akreditasi sekolah.
JAKARTA – Jumlah siswa yang diterima melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) 2019 sebanyak 92.331 atau menurun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 110.946 siswa. Sementara itu, jumlah siswa yang mendaftar SNMPTN 2019 sebanyak 478.608 orang.
“Turunnya jumlah siswa yang diterima tersebut disebabkan seleksi berdasarkan akreditasi sekolah. Sekolah dengan akreditasi A mengambil 40 persen terbaik di sekolahnya, akreditasi B mengambil 25 persen terbaik di sekolahnya, dan akreditasi C lima persen terbaik,” kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, di Jakarta, Jumat (22/3).
Untuk pendaftar beasiswa Bidikmisi, lanjut Nasir, yang diterima pada tahun ini sebanyak 28.069 siswa dari 137.149 siswa yang mendaftar. Bidikmisi merupakan beasiswa bagi siswa dari keluarga yang tidak mampu, namun memiliki prestasi akademik.
Sebanyak 10 besar siswa yang diterima per PTN yakni Universitas Brawijaya (3.957), Universitas Negeri Padang (2.591), Universitas Sumatera Utara (2.508), Universitas Pendidikan Indonesia (2.493), Universitas Jember (2.215), Universitas Andalas (2.154), Universitas Diponegoro (2.146), Universitas Negeri Semarang (2.115), Universitas Halu Oleo (2.070), dan Universitas Syiah Kuala.
Sementara itu, sebanyak 10 besar siswa yang berpotensi diterima Bidikmisi per PTN, yakni Universitas Negeri Padang (1.390), Universitas Halu Oleo (1.097), Universitas Syah Kuala (1.063), Universitas Andalas (832), Universitas Pendidikan Indonesia (825), Universitas Jember (678), Universitas Sebelas Maret (654), Universitas Sumatera Utara (650), Universitas Mataram (616), dan Universitas Tadulako (611).
Keketatan Tertinggi
Untuk 10 program studi saintek dengan keketatan tertinggi, yakni Teknik Informatika Universitas Padjadjaran (1,39 persen), Prodi Teknik Informatik Universitas Hasanuddin (1,71 persen), Prodi Farmasi Universitas Jenderal Soedirman (1,77 persen), Prodi Pendidikan Kedokteran Gigi Unversitas Jenderal Soedirman (1,80 persen), Prodi Farmasi Universitas Universitas Padjajaran (1,80 persen), Prodi Farmasi Universitas Syiah Kuala (1,81 persen), Prodi Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro (1,82 persen), Prodi Psikologi Universitas Padjadjaran (1,83 persen), Prodi Ilmu Gizi Universitas Jenderal Soedirman (1,86 persen), dan Prodi Keperawatan UPN “Veteran” Jakarta (1,99 persen).
Sebanyak 10 program studi soshum dengan keketatan tertinggi, yakni Prodi Manajemen Universitas Negeri Jakarta (0,71 persen), Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Jakarta (1,16 persen), Prodi Akuntansi Universitas Negeri Jakarta (1,17 persen), Prodi Manajemen Universitas Padjadjaran (1,3 persen), Prodi PGSD Universitas Sriwijaya (1,32 persen), Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta (1,55 persen), Prodi Pariwisata UGM (1,72 persen), Prodi Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta (1,9 persen), Prodi Ilmu Hubungan Internasional UGM (1,91 persen), dan Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Jakarta (1,92 persen).
“Kami minta siswa untuk segera melakukan pendaftaran ulang di PTN tujuan,” kata Nasir.
Ia mengatakan peserta yang dinyatakan lulus seleksi jalur SNMPTN 2019 akan diterima di PTN dengan syarat memenuhi ketentuan sebagai berikut, yakni lolos verifikasi data akademik, dan bagi peserta Bidimkisi harus lolos verifikasi terhadap data akademik dan verifikasi data ekonomi melalui dokumen dan cek fakta ke lapangan.
Dalam kesempatan itu, Menristekdikti kembali menegaskan bahwa siswa yang lulus SNMPTN tidak bisa lagi mendaftar SBMPTN. ruf/E-3