in

Ketika Media Sosial Diberdayakan Kementerian LHK

Belakangan banyak pihak sangat mengkhawatirkan betapa kabar di media sosial atau medsos penuh kebencian, caci maki, haox, dan juga isu SARA atau suku, agama, ras, antargolongan.

Namun, bukan berarti medsos melulu soal caci maki dan kebencian. Ibarat pisau, jika digunakan untuk kepentingan positif, akan membawa banyak kebaikan.

Tren penggunaan media sosial yang terus bertumbuh harus dimanfaatkan untuk sosialisasi program kementerian dan pengawasan. Inilah yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Beragam bentuk medsos bahkan terasa ikut memberikan andil bagi sukses kinerja kementerian. Itulah yang dilakukan Menteri LHK, Siti Nurbaya, dalam talkshow di arena pameran foto The Jakarta Post Headliners di Mal Lotte Shopping Avenue, Jakarta, kemarin. Hadir dalam talkshow ini, Menteri Kelautan Susi Pujiastuti dan personel band Slank.

Pameran yang akan berlangsung hingga Minggu (29/4) tersebut menampilkan foto-foto yang menjadi foto utama di halaman depan surat kabar The Jakarta Post dalam rentang waktu perjalanannya selama 35 tahun dengan tema menarik, Maximizing Your Smartphone Photography & Social Media To Help Our Nature.

Pemanfaatan media sosial ini, kata Menteri Siti, sejalan dengan ketentuan dalam reformasi birokrasi, antara lain pemanfaatan teknologi informasi (e-Government), strategi komunikasi, manajemen perubahan (change management), manajemen pengetahuan (knowledge management), dan penataan tata laksana (business process).

Sudah ada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik. Inpres dimaksudkan untuk percepatan penyebaran informasi kepada masyarakat dan mengakomodasi respons atau masukan dari masyarakat mengenai kebijakan pemerintah.

Layaknya kaum milenial yang akrab dengan beragam medsos, Menteri Siti pun memilikinya.

Media sosial Menteri LHK hadir dalam bentuk Website, Twitter (16.847), Facebook (4.993), Fanpage, dan Instagram (10.900). “Medsos-medsos ini memang dibantu oleh admin, namun saya tetap memonitor langsung laporan-laporan yang masuk.

Untuk isu-isu yang penting, pasti akan langsung ditindaklanjuti seketika,” ungkap Siti. Di KLHK saat ini ada sekitar 20 website dan puluhan medsos lainnya dari 14 Ditjen yang ada.

Medsos-medsos ini tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga menjadi sarana edukasi, hiburan dan jembatan komunikasi dua arah antara masyarakat dan KLHK. Sehingga komunikasi yang terbangun adalah komunikasi dua arah (publik ke KLHK dan KLHK ke publik). sur/N-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Danarto: Pernah dan Masih Ada

Pisang coklat manis bertabur keju