in

Melihat Konsep Pesantren Ramadhan di Kota Padang

Setiap Tahun, Kurikulum nyaris Sama

Sejak tahun 2014, Pemerintah Kota (Pemko) Padang telah memprogramkan Pesantren Ramadhan bagi siswa. Konsepnya, selama Ramadhan, sekolah dliburkan dan proses belajar mengajar (PBM) dipindahkan ke masjid dan mushala. Bagaimana perkembangan program itu saat ini?

Program Pesantren Ramadhan ini layak mendapatkan apresiasi. Semangat untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa di Padang dipacu. Program ini dibuatkan kurikulumnya. Bahkan, dialokasikan anggaran setiap tahunnya. 

Data yang didapat Padang Ekspres dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemko Padang, dari tahun 2014 hingga 2016, jumlah peserta Pesantren Ramadhan terus mengalami kenaikan.

Pada tahun 2014 jumlah sebanya 140.000 orang. Tahun 2015 sebanyak 144.000 orang. Pada tahun 2016, jumlah peserta Pesantren Ramadhan 149.695 orang. 

Untuk tahun 2017 ini, Bagian Kesra Pemko Padang belum melakukan penghitungan peserta karena belum dimulai. Untuk jumlah masjid dan mushala yang ikut serta sebagai tempat pelaksanaan Pesantren Ramadhan, tercatat ada 658 masjid dan 799 mushala. 

“Dari tahun 2015 hingga 2017 jumlahnya tetap sama,” kata Bendahara Bagian Kesra Pemko Padang, Komeldi, saat ditemui Padang Ekspres di ruangannya, Rabu (10/5).

Untuk jumlah sekolah yang ikut serta Pesantren Ramadhan pada tahun 2015 ada lima sekolah, yakni SMAN 1, 2, 6, SMKN 2, dan MAN 3 Padang. Untuk tahun 2016 hanya ada empat sekolah yang mengadakan pesantren di sekolah, yakni SMAN 1, 2, 3, dan SMKN 2 Padang. Sekolah-sekolah yang mengadakan Pesantren Ramadhan disebut sebagai pesantren percontohan dan dipilih langsung oleh wali kota Padang.

Untuk kurikulum tahun 2015 dan 2016 tidak memiliki perbedaan signifikan. Untuk tahun 2015 pesantren dilaksanakan 21 Juni hingga 2 Juli 2015. Sedangkan pada tahun 2016 dari tanggal 12 Juni hingga 28 Juni 2016.

Pada tingkat SD dilaksanakan pada pukul 09.00 hingga pukul 13.00, untuk tingkat SMP dilaksanakan pada pukul 12.00 hingga pukul 16.15 dan pada tingkat SMA dilaksanakan pada pukul 04.30 hingga 09.00.

Pada pelaksanakan Pesantren Ramadhan di tahun 2015 dan 2016 seluruh peserta wajib mengikuti shalat Subuh berjamaah dan shalat Isya sekaligus shalat Tarwih dan Witir berjamaah. Selain itu peserta diharuskan mengikuti tadarus yang dilaksanakan dari pukul 21.00 hingga pukul 23.00.

Untuk tingkat SD materi yang diberikan untuk proses belajar mengajar pada tahun 2015 dan 2016 tidak berubah. Yakni materi hafalan surat wajib, aqidah, motivasi, sejarah Islam, dan pada hari terakhir diisi oleh ujian dan muhasabah. 

Tingkat SMP, materi yang diberikan pada tahun 2015, yakni tentang Asmaul Husna, hafalan surat wajib, pengetahuan tentang nabi dan rasul, bacaan shalat, cara mandi wajib, aqidah, pengetahuan tentang tokoh Islam di Minangkabau, keutamaan infak dan sedekah. 

Berbeda dengan tahun 2015, materi tingkat SMP pada tahun 2016 adalah asmaul husnah, fiqih masbuq, materi genre dari BKKBN, praktik shalat jamak dan qasar, dan praktik tajwid. 

Sedangkan tingkat SMA, materi yang diberikan pada tahun 2015 ialah Asmaul Husna, hafalan surat wajib, aqidah, hafalan bacaan shalat dan pemahamannya, meneladani tokoh Minangkabau. 

Pada hari terakhir dilaksanakan ujian praktik wudhu dan shalat, ujian tulis, lalu pada malam harinya dilaksanakan muhasabah bersama pada tingkat SD, SMP, dan SMA.

Untuk kurikulum tahun 2017, Padang Ekspres belum mendapatkannya. Menurut Kabag Kesra Pemko Padang, Jamilus untuk kurikulum Pesantren Ramadhan tahun 2017 masih dalam proses pencetakan, dan berada pada tim perumus kurikulum yang akan dibagikan pada minggu depan.

Pada tahun anggaran 2014, kegiatan pesantren Ramadhan dianggarkan sebesar Rp 2.379.032.000. Namun, dana yang terpakai Rp 2.299.200.000. Lalu, tahun 2015, dianggarkan Rp 2.739.032.000, dan yang terguanakan Rp 2.375. 883.000. Sedangkan tahun 2016 dianggarkan Rp 2.250.540.000.

Sedikit berbeda, tahun 2017, pesantren Ramadhan untuk tingkat SMA tidak dilaksanakan di masjid atau mushala lagi. Menurut Jamilus, tingkat SMA sudah diambil alih oleh provinsi. “Tingkat SMA pesantren di sekolah,” ucapnya.

Salah seorang siswa SMA yang telah melaksanakan pesantren pada tahun 2016 di Masjid Al Qadar yang berada di Siteba, Teguh Maulana Efendi, merasa pesantren yang dilaksanakan semakin hari kian singkat. “Biasanya tiga minggu, sekarang sudah dua minggu,” tuturnya kepada Padang Ekspres, Kamis (11/5).

Untuk materi yang diberikan, alumni SMAN 5 Padang ini mengatakan setiap peserta pesantren wajib menghafal lima surat pendek, yakni surat Al Aqla, Al Inshiqo, Al Fajr, Al Buru’, dan Al Mutafifin. Selain menghafal surat pendek, khususnya peserta pesantren Ramadhan tingkat SMA juga diberikan materi tentang arti dan makna dari asmaul husnah.

“Ada juga materi lainnya dari ustad seperti akhlak, ibadah, tokoh Islam, dan lainnya,” jelas Teguh.

Remaja berusia 18 tahun ini mengaku, pesantren Ramadhan memberikan materi tentang agama lebih banyak dari yang ia dapatkan di sekolah. Selain itu, selesai pesantren dilaksanakan, ia dapat menambah hafalan surat pendek, dan kembali dapat menghafal bacaan shalat jenazah.

Untuk proses belajar, Teguh mengatakan selama Pesantren Ramadhan pemateri dari ustad, sedangkan guru SMA yang tinggal di dekat masjid dijadikan sebagai guru kelas untuk masing-masing tingkat.

Muhammad Fadhil, siswa MTsN Model Padang yang tahun kemarin baru melaksanakan pesantren saat tingkat SMP mengaku Pesantren Ramadhan menjadi momen yang ia tunggu-tunggu.

“Bertemu dengan teman-teman dari sekolah lain. Terus selesai pesantren bisa langsung main ke rumah teman sambil menunggu adzan magrib,” tutur lelaki bertubuh tambun ini.

Untuk masalah pembelajaran, Fadhil mengaku senang mengikuti pesantren dan menghafal surat pendek. Untuk tingkat SMP, surat wajib yang harus dihafal tiap tingkatnya berbeda.

Untuk kelas VII surat yang wajib dihafal adalah Al Balad, Asy Syam, dan Al lail, kelas VIII surat Al Ghasyiyah, Al Fajr, dan Al Balad, sedangkan untuk kelas IX surat yang wajib di hafal ada surat Al A’la, Al Ghasyiyah, dan Al Fajr.

“Saya udah biasa menghafal surat, karena di sekolah juga seperti itu. Saya menjalani pesantren dengan senang,” katanya sambil tersenyum.

Pito Alfajri, siswa kelas VIII SMPN 12 Padang juga menuturkan hal demikian. Selain menghafal surat wajib, peserta pesantren untuk tingkat SMP juga diwajibkan menghafal doa, yakni seperti doa masuk dan keluar toilet, doa selamat dunia akhirat, doa orang tua, doa masuk dan keluar masjid, doa mau makan, doa bangun tidur, dan doa mau tidur.

Pito mengatakan ada beberapa doa yang tak dapat ia hafal. “Kadang saya dengar teman yang lagi ngafal, jadi ikutin bacaan teman,” ucapnya sambil tertawa. 
Annisa Mardatiah, 12, murid kelas 6, SDN 07 Tanah Air Padang Utara menceritakan kegiatan Pesantren Ramadhan pada tahun lalu, diawali dengan shalat Subuh berjamaah di masjid yang telah ditentukan sesuai dengan tempat pelaksanaan Pesantren Ramadhan.

Untuk kegiatan Pesantren Ramadhan dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00. Pesantren Ramadhan diawali dengan Shalat Duha berjamaah setiap harinya. Pembacaan Asmaul Husna, hafalan surat wajib. 

Untuk hafalan surat yang dibacakan itu bebas, sedikitnya 2-3 surat, sesuai dengan yang diinginkan oleh masing- masing peserta pesantren. Bagi yang telah hafal surat langsung disetorkan kepada wali kelas masing-masing untuk masuk pada nilai hafalan.

Selain hafalan surat, ada juga mendengar materi ceramah dari ustad. Materi ceramah yang disampaikan oleh ustad atau guru agama bisanya berbeda-beda setiap harinya. Saat itu, hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan saat berpuasa.

Terutama untuk wanita yang sedang haid, harus mandi wajib terlebih dahulu, dan jika kukunya panjang, harus dipotong terlebih dahulu. Begitu juga saat makan sahur harus membaca niat puasa.

Salsabilla, 12, murid kelas VI SDN 07 Tanah Air Padang Utara, senang mengikuti pesantren pada tahun 2016. Karena banyak mendapatkan pelajaran keagamaan, karena sebelumnya kurang hafal asmaul husna.

Begitu juga dengan materi yang disampaikan saat bulan Ramadhan berupa makanan yang bisa disajikan saat berbuka puasa. Seperti beraneka buah dan takjil, buah yang paling special dihidangkan saat dibulan ramadhan adalah buah kurma.

Afdal Lul Fikri, 16, siswa kelas 1 jurusan IPA SMAN 11 Bungus,  mengakui saat mengikuti pesantren di tahun kemarin, pembahasan materinya macam- macam.

Ada hafalan ayat, Asmaul Husna, dan ceramah agama dari masing-masing ustad yang berbeda-beda setiap pematerinya. Dari materi yang disampaikan yang paling berkesan bagi Afdal adalah pembahasan mengenai umat beragama. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Jangan Sampai Dunia Terbalik

Mapastra Unand Bagikan 750 Bibit Pohon