Pemimpin kelompok militan Islam ISIS Abu Bakr Al Baghdadi lagi-lagi dikabarkan tewas. Yang terakhir, kabar itu diungkapkan Rami Abdul Rahman, pendiri sekaligus pengelola Syrian Observatory for Human Rights (SOHR). Tidak ada yang bisa memastikan kebenarannya. Termasuk Pentagon yang juga terjun dalam kancah peperangan Syria.
Berita yang dilansir SOHR berselang sebulan dengan klaim Rusia bahwa Baghdadi tewas akibat serangan udara yang dilancarkannya Mei lalu. Sedangkan SOHR tidak menyebut bagaimana dan kapan Baghdadi mati. Menurut SOHR, pria yang mengumumkan negara khilafah Islam di Masjid Al Nuri, Kota Tua Mosul, Iraq, itu diketahui tinggal di Deir Ezzor, Syria, tiga bulan terakhir. Di wilayah itulah diyakini Baghdadi kehilangan nyawa.
ISIS yang biasanya reaktif melalui kantor berita tidak resminya, Amaq, tidak mengeluarkan pernyataan apa pun. Bisa jadi para petinggi ISIS tengah sibuk merumuskan pernyataan untuk menutupi kekalahannya itu dan menggantinya dengan propaganda demi membakar semangat anggotanya di medan perang untuk terus bertempur. Atau ISIS tengah menyiapkan bentuk baru organisasinya tanpa sosok Baghdadi.
Karena itu, keberhasilan pemerintah Iraq merebut kembali Mosul atau kematian Baghdadi boleh disambut dengan kegembiraan. Namun mesti dibarengi kewaspadaan tingkat tinggi. Termasuk oleh pemerintah Indonesia. Bekerja sama dengan negara lain untuk memonitor pergerakan jaringan ISIS.
Ke mana saja anggota ISIS yang dulu berperang di Iraq serta Syria akan melarikan diri setelah terdesak. Bagaimana respons kelompok militan di berbagai Negara yang sudah menyatakan loyalitasnya terhadap Baghdadi. Juga simpatisan-simpatisan ISIS yang tersebar di mana-mana. Misalnya Agus Wiguna yang baru-baru ini ditangkap sedang mempersiapkan bom panci di Garut, Jawa Barat. (*)
LOGIN untuk mengomentari.