JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan para pelaku usaha mikro dan kecil di Istana Bogor, Jumat (24/7), berharap omzet para pedagang segera normal kembali setelah menurun akibat dampak Covid-19. Harapan Kepala Negara itu didasarkan pada kondisi mulai pulihnya permintaan masyarakat terhadap barang konsumsi dan jasa.
“Omzet memang turun karena memang permintaan yang menurun, tapi angka yang saya punya Juni 2020 sudah mulai naik, insya Allah ini Juli, nanti Agustus juga akan naik lebih tinggi lagi, sehingga kita harapkan normal kembali, dan omzet bapak-ibu normal kembali,” kata Presiden.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberi bantuan modal kerja kepada masing-masing pedagang sebesar 2,4 juta rupiah. Adapun pedagang yang diundang setiap harinya berjualan keliling, pedagang kaki lima, dan pedagang yang memiliki skala usaha rumahan. Secara keseluruhan bantuan modal kerja akan diberikan kepada 12 juta pedagang kecil dan mikro di Tanah Air.
Presiden kepada pedagang menyatakan bisa merasakan penurunan pendapatan atau omzet secara drastis, bahkan hingga 50 persen akibat pandemi Covid-19. Namun, kata Presiden Jokowi, tekanan di sektor riil tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain, termasuk juga negara-negara maju, tekanan ekonomi justru dirasakan lebih tinggi.
“Ingat ya, negara lain jualan gak laku karena ada lockdown (penutupan wilayah), orang nggak boleh bepergian, nggak boleh ke mana-mana, nggak bisa bayangin, kita patut bersyukur omzet masih 300 ribu, 200 ribu, 100 ribu rupiah,” kata Presiden.
Jokowi juga memotivasi pelaku usaha kecil dan mikro agar tidak patah semangat dalam menghadapi tekanan pandemi Covid-19. “Ini cobaan yang kita hadapi dengan bekerja lebih keras lagi, berusaha lebih keras lagi, tidak ada kata-kata menyerah,” kata Presiden seperti dikutip Antara.
Untuk menyelamatkan usaha kecil dan mikro, Kepala Negara meminta jajarannya segera merealisasikan stimulus di bidang ekonomi agar manfaatnya dapat dirasakan langsung.
Segera Direalisasikan
Pengamat ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Fajar B Hirawan, mengatakan program pemerintah dengan memberi insentif ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) positif, asalkan segera direalisasikan.
“Program tersebut sangat positif untuk membangkitkan kembali kinerjanya di tengah pandemi,” kata Fajar.
Dari 120 triliun rupiah untuk pemulihan UMKM, dia berharap penyerapannya akan mempercepat usaha itu bangkit. Salah satunya, mereka bisa memperoleh pembiayaan baru yang sudah dijamin.
Sementara, Ekonom Universitas Surakarta (UNSA), R Agus Trihatmoko, mengatakan program stimulan oleh pemerintah untuk UMKM adalah sangat baik bagi pemulihan ekonomi terutama di lapisan ekonomi bawah. Namun demikian, dia menyayangkan dalam pelaksanaan masih menghadapi banyak hambatan.
“Seperti kita ketahui, hambatan terbesar adalah sistem birokrasi atau cara kerja kementerian dan kelembagaan terkait. Bisa jadi bahwa antrean pengajuan kredit UMKM ke perbankan menggantung,” kata Agus.
Terakhir, stimulus bagi UMKM harus diperhatikan pada faktor beban bunga pinjaman mereka. n yni/SB/E-9