Wisata ke Luar Negeri jadi Tren
Bepergian ke luar negeri menjadi tren bagi warga Sumbar. Negara Malaysia menjadi negara tujuan utama warga Sumbar yang ingin berlibur ke luar negeri. Apalagi saat ini liburan ke luar negeri tidak lagi mahal.
Dilihat berdasar negara tujuan, umumnya warga Sumbar mencari tempat wisata di luar negeri yang masih terjangkau. Negara Malaysia masih menjadi tujuan utama warga Sumbar yang ingin berlibur ke luar negeri.
Disusul, Singapura menempati peringkat dua destinasi liburan luar negeri warga Indonesia. Kemudian Arab Saudi untuk umrah dan Thailand serta negara Eropa.
Berdasar data yang dihimpun Padang Ekspres, di kantor Imigrasi Kelas I Padang tercatat untuk tahun 2015 jumlah warga yang melakukan pembuatan paspor sebanyak 27.518 permohonan. Rinciannya, 27.316 permohonan pembuatan paspor 48 halaman dan 202 pemohon paspor 24 halaman bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Sementara dari awal tahun 2016 hingga Oktober ini sudah terdata 25.576 permohonan. Dimana, ada 25.313 pemohon paspor 48 halaman dan 262 pemohon paspor 24 halaman.
“Ya kita tahun 2016 kemungkinan mengalami peningkatan pengajuan pembuatan paspor warga Sumbar jika disbanding data tahun 2015. Ini mengingat tahun ini masih tersisa bulan lagi. Kemungkinan rata-rata penambahan tiap bulannya sekitar 2.000 pemohon,” ucap Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Padang, Esti Winahyu, kepada Padang Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (4/11).
Untuk kunjungan luar negeri, pada umumnya untuk ibadah umrah dan kunjungan wisata ke Negara Malaysia. “Kalau keberangkatan dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mayoritas ke Malaysia. Tapi kalau keberangkatan dari bandara lainnya seperti Bandara Soekarno-Hatta kita tidak mengetahui secara pasti,” ungkap Esti.
Esti menyebutkan banyak faktor menyebabkan warga Sumbar ingin melakukan kunjungan luar negeri, seperti rasa penasaran menikmati suasana di negara lain. Di samping itu daya tarik serta promosi wisata yang di tawarkan negara tersebut.
“Kalau kita perhatikan kunjungan ke Malaysia, biaya kunjungan hampir sama jika dibanding ke daerah lain di Indonesia. Warga sudah bisa menikmati suasana luar negeri,” tuturnya.
Di samping itu, faktor perekonomian masyarakat yang mulai membaik sehingga gaya hidup untuk berkunjung keluar negeri menjadi keinginan besar bagi masyarakat.
“Misalnya saja ke Malaysia. Waktu untuk ke sana hampir sama waktu ke Jakarta dan bahkat lebih dekat. Kalau ke Malaysia dari segi kultur, gaya hidup dan suasana tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Cuma berada di negara yang berbeda itu menjadi fashion tersendiri bagi masyarakat,” ungkap Esti.
Sementara itu dalam pengurusan paspor persyaratan serta proses administrasi tidak rumit. Di samping sudah ada ketentuan sesuai SOP, di kantor tersebut juga ada bagian pelayanan yang menjelaskan mekanisme pengurusan paspor.
“Asalkan berkas dan syaratnya lengkap warga yang melakukan permohonan pembuatan paspor akan cerpat diterbitkan setidaknya hingga diterbitkan paspor butuh waktu 3 hari,” ujarnya.
Bagi orang dewasa syarat pengajuan permohonan diantaranya fotokopi KTP, kartu kelahiran, akta kelahiran atau ijazah pendidikan serta surat nikah yang tercantum didalamnya nama, tempat tinggal dan nama orang tua.
Sementara bagi anak-anak dibutuhkan KTP orangtua yang mengajukan permohonan bagi anaknya, surat nikah orangtua, serta surat pernyataan permohonan dan jaminan untuk bepergian dari orangtua anak yang bersangkutan.
“Jika berkas sudah lengkap, maka nanti diserahkan kepada petugas. Dilanjutkan sesi wawancara serta pengambilan foto, kemudian menyetor uang pengurusan paspor ke bank. Setelah ada bukti penyetoran di hari kemudian silakan datang kembali untuk pengambilan paspor tersebut,” papar Esti.
Humas Kantor Imigrasi Padang, Harmen, menambahkan dalam proses pembuatan paspor terkadang terjadi kendala yang tidak diduga sehingga pengurusan paspor butuh waktu lebih.
“Kadang ada warga yang datang sementara berkasnya tidak lengkap tentu warga perlu melengkapi bahannya. Di samping itu banyak warga yang juga datang mengurus paspor serta ketersedian petugas dan ruangan membuat warga perlu mengantre lebih lama,” imbuhnya.
Karena banyak warga yang melakukan pengurusan, pihak keimigrasian menyarankan untuk melakukan kunjungan lebih awal. Serta agar lebih optimalnya kinerja petugas keimigrasian mengeluarkan kebijakan pengambilan nomor antrean dari pukul 08.00 hingga 10.00.
“Kebijakan ini dalam rangka mengkondusifkan keadaan karena banyak warga yang mengurus paspor, sehingga lewat dari itu petugas bisa fokus melakukan pelayan bagi warga yang sudah mengambil antrean pagi harinya, sehingga tidak menunggu lama, karena kita melihat kadang sudah mengambil antrean karena menunggu lama akhirnya tidak terlayani pada hari itu juga,” ucapnya.
Terpisah, Ketua ASITA Sumbar, Ian Hanafiah mengakui permintaan kunjungan ke luar negeri tetap bagus dibanding pada tahun lalu. “Tren permintaannya meningkat. Sebab banyak promosi yang dilakukan agen travel di Sumbar untuk wisata ke luar negeri,” sebut Ian.
Biasanya, sambung dia, dibutuhkan waktu selama tiga bulan sampai masyarakat memutuskan untuk pergi atau tidak, sambil melihat perkembangan nilai tukar dan penawaran promo.
“Negara tujuan wisata yang paling diminati adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Beberapa negara di Eropa turut menjadi pilihan meskipun tidak terlalu banyak. Permintaan melalui travel yang cukup tinggi juga terkait permintaan umrah dengan tujuan ke negara Timur Tengah,” papar Ian.
Periode wisata paling tinggi terjadi pada pertengahan dan akhir tahun, berdekatan dengan masa libur sekolah. “Pada masa-masa itu terjadi peningkatan wisata ke luar negeri,” sebutnya.
Ian juga menyarankan masyarakat harus lebih mengetahui tour travel yang digunakan untuk pengurusan perjalanan ke luar negeri. Jangan hanya tertarik karena penawaran harga yang murah saja. Ini untuk meminimalisir permasalahan pada tour travel yang menipu para masyarakat yang ingin berwisata.
“Travel dengan harga murah belum tentu mengambil untung sedikit begitu pula sebaliknya travel dengan harga mahal belum tentu untuk besar. Dalam tour travel ada kualitas tur itu sendiri. Travel agent harus buka itu, bagi konsumen juga harus menanyakan dan bangun komunikasi dengan tour travel yang dipilih tersebut,” terangnya sambil mengatakan berbisnislah dengan hati.
Ian menyarankan agar konsumen bertanya sedetail mungkin kepada travel agent yang digunakan. “Bila perlu konsumen harus tahu, siapa partner travel agent tersebut nantinya di tempat yang akan dikunjungi,” tegasnya.
Sebelumnya, kasus penipuan yang melibatkan agen perjalanan wisata kembali terjadi di Padang. Kesal dengan penipuan yang dilakukan pihak perusahaan, puluhan warga mengamuk dan mengacak-ngacak kantor tour and travel yang terletak di Purus, Kecamatan Padang Barat itu, Jumat (28/10).
Puluhan orang yang telah menyetorkan uangnya untuk berangkat ke Hongkong tersebut tidak bisa menahan emosi dan menjungkirbalikkan kursi dan meja di kantor perusahaan tersebut. (*)
LOGIN untuk mengomentari.