in

Elia: Siap Dipecat Jika Melenceng

Gantikan Dwi Soetjipto, Terapkan Total Football

Pertamina kini telah memiliki direktur utama baru. Kemarin (16/3), Elia Massa Manik resmi ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menahkodai perusahaan migas pelat merah tersebut menggantikan posisi Dwi Soetjipto yang dicopot 3 Februari lalu. 

RUPS yang diadakan tertutup mulai pukul 09.00 tersebut dihadiri jajaran komisaris dan direksi Pertamina di antaranya Tanri Abeng, Arcandra Tahar, Suahasil Nazara dan jajaran petinggi BUMN lainnya.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengungkapkan bahwa pemilihan Elia didasari pada rekam jejak kinerja, kepemimpinan, pengalaman dan kapabilitasnya. 

Etos kerja tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan Pertamina dalam menjaga soliditas sebagai perusahaan energi nasional yang bertugas menjaga kemandirian energi di Indonesia. 

“Tidak ada alasan khusus, kami memilih yang terbaik. Teamwork, leadership, komunikasi dan totall football antar direksi,” ujar Gatot di Kementerian BUMN, kemarin.

Dia menjelaskan, pemerintah sebagai pemegang saham utama memang menuntut dirut Pertamina untuk bisa mensinergikan jajaran direksi di internal perusahaan tersebut. Sosok Elia dianggap ideal dalam menjalankan tujuan tersebut ketika didapuk memimpin PTPN sebagai holding perkebunan.

Di tempat sama, Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng menuturkan hal senada. Dia menjelaskan, Pertamina membutuhkan leadership pemimpin yang mampu menggerakkan satu tim, bukan satu orang saja. Teamwork yang baik, menurutnya, terbentuk berkat kepercayaan dan komunikasi.

Bagi Tanri, Elia memenuhi kriteria kepemimpinan tersebut. Dia juga menekankan agar Elia harus bisa membangun kepercayaan pada seluruh jajaran direksi, komisaris, pemegang saham serta seluruh struktur dan elemen pegawai Pertamina. Eksekusi yang baik dan strategi juga harus dijalankan oleh Elia.

“Saya kira dengan kemampuan yang dimiliki beliau karena sudah jadi CEO selama ini dan tugas CEO sama saja, kuncinya managing people. Yang penting membangun komunikasi direksi dan komisaris dan seluruh jajaran,” tutur Tanri.

Usai terpilihnya Elia, dewan komisaris berencana menambah satu struktur baru dalam direksi Pertamina. Tanri menjelaskan, perusahaan besar seperti Pertamina membutuhkan posisi Direktorat Teknologi dan Pengembangan. 

Tujuan penambahan itu agar Pertamina lebih andal dalam pengembangan di bidang teknologi dengan adanya direktur yang membidangi sektor tersebut.

Dengan ditambahkannya posisi tersebut, nantinya jajaran direksi perseroan akan menjadi sembilan orang. “Kami fokus pada teknologi dan pengembangan. Kami usulkan pos direksi itu yang baru,” tambah sumando rang awak itu.

Terpilihnya Elia sebagai orang nomor satu di Pertamina sekaligus menggugurkan nama-nama lain dari internal maupun eksternal yang sempat disebut-sebut menjadi calon dirut.

Selain Elia, nama yang santer disebut menjadi kandidat terkuat untuk menduduki kursi dirut Pertamina adalah Dirut Krakatau Steel Sukandar dan Staf Khusus Menteri MUN Budi Gunadi Sadikin.

Elia menjelaskan, proses penunjukkannya sebagai dirut Pertamina berlangsung sangat cepat. Pekan lalu, dia mendapat kabar penunjukkan tersebut langsung dari Menteri BUMN Rini Soemarno.

“Jumat lalu, saya dipanggil untuk diberitahukan tentang ini,” ujar pria kelahiran Kabanjahe, Kapupaten Karo, Sumatera Utara, 1 Mei 1965 itu.

Namun, dia mengaku bahwa tidak pernah dipanggil oleh Presiden Joko Widodo dalam proses pemilihan dirut Pertamina. “Saya hanya dipanggil Menteri BUMN Jumat kemarin, itu saja,” imbuh mantan dirut PT Elnusa tersebut.

Menakhodai Pertamina selama lima tahun ke depan, sarjana jebolan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Lingkungan Insitut Teknologi Bandung (ITB) dan pemegang MBM (Master of Business Management) dari Institute of Management Philipina tersebut menuturkan bahwa akan melakukan strategi total football.

Artinya, seluruh elemen khususnya jajaran direksi harus menjadi pilar utama dalam menopang seluruh kegiatan perseroan dan dapat meng-handle apapun permasalahan perusahaan. 

Keterbukaan juga disebutnya menjadi tanggung jawab bersama, dengan begitu dapat meminimalisir kesalahpahaman antar direksi. “Saya maunya semua terbuka, kalau ada masalah di hilir itu tanggung jawab semua direksi. Itulah yang namanya total football,” tuturnya.

Usai ditetapkan sebagai dirut Pertamina di Kementereian BUMN, siangnya Elia dan jajaran direksi pertamina lainnya langsung meluncur ke Kantor Pusat Pertamina. Usai melakukan acara internal dengan jajaran Pertamina, dia melanjutkan agenda konferensi pers di tempat sama.

Elia menuturkan bahwa tanggung jawabnya yang kini megemban posisi dirut merupakan tugas yang berat. Namun, dia berjanji akan melakukan tugasnya sebaik mungkin. Bahkan, dengan lantang dia juga menyebut siap dipecat jika melakukan kesalahan-kesalahan dalam memimpin Pertamina.

“Ini kan perusahaan sudah bagus, kalau saya nggak bisa berkontribusi, kalau saya melenceng, saya ditegur. Bila perlu dipecat saja,” tegasnya.

Anak kedua dari empat bersaudara tersebut juga menyatakan fokus utamanya untuk semakin memperkuat sumber daya manusia di Pertamina, dengan menumbuhkan budaya positif perusahaan. Efisiensi yang telah sukses menjaga kinerja Pertamina dalam dua tahun terakhir juga masih menjadi perhatian.

“Melanjutkan transformasi dengan fokus pada perkuatan kultur positif sumber daya manusia di Pertamina menjadi agenda penting. Dengan banyaknya proyek penting yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan ketahanan energi nasional, mendapatkan trust menjadi sangat penting untuk menjadikan proyek dapat dilaksanakan dengan baik,” urainya.

Dia juga meyakini dengan transformasi Pertamina yang dibarengi dengan sikap positif, bekerja dengan cerdas, cepat, nyali yang kuat dan bekerja dengan hati, Pertamina dapat mencapai visinya sebagai world class energy company lebih cepat.

Disinggung soal upaya holding BUMN migas yang kini sedang digodok oleh pemerintah. Elia menjelaskan bahwa hal itu merupakan salah satu amanah yang memang diberikan padanya.

Sebab, rekam jejaknya sebagai orang nomor satu di PTPN (holding) memberi pengaruh yang besar pada amanah tersebut. “Ya tentu (penugasan holding). Kita harus dukung kalau iu penugasan dari shareholder,” imbuhnya.

Dia juga menekankan bahwa tidak memiliki afiliasi dengan partai politik manapun. Elia menjelaskan bahwa dia berangkat dari latar belakang yang murni sebagai seorang profesional di bidang bisnis. 

Baginya, hal itu merupakan komitmennya dalam bekerja. Sehingga, tidak dipengaruhi oleh kepentingan dari pihak manapun. “Saya senang tadi ada karyawan tanya ke saya. Bapak ada afiliasi dengan partai politik tidak? Lalu saya jawab, iya partai golf,” candanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, penunjukan Elia sebagai dirut disebut sebagai langkah yang tepat karena dia merupakan sosok yang berasal dari eksternal Pertamina yang mana diketahui tidak mewakili kubu manapun yang berseberangan dengan perusahaan tersebut.

Sepak terjang karirnya diawali di PT Indofood Sukses Makmur (INDF), kemudian bergabung dengan Suez Group yang ditinggalkannya pada 2001 silam. Saat itu, dia bergabung dengan PT Kiani Kertas dan kemudian bergabung dengan PT Jababeka.

Saat dia masuk, Elnusa memiliki operating cash flow yang negatif sebesar Rp 200 miliar. Salah satu contoh perbaikan yang dilakukannya adalah dengan melakukan refinancing di Elnusa, selain itu dia juga melakukan perbaikan sumber daya manusia di sana. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

RI Panggil Duta Besar Inggris soal Terumbu Karang Raja Ampat

Fenomena Equinox