in

Jadilah Bermanfaat Tanpa Harus Dimanfaatkan oleh Orang Lain

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia adalah makhluk yang paling sempurna dengan kombinasi akal dan perasaan yang paling istimewa. Dua hal itu yang menjadikan manusia hidup dengan ideal, karena akal dan perasaan saling melengkapi. Manusia hidup berdampingan satu sama lain sebagai kodratnya, yaitu makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Maka, setiap manusia dalam hidupnya pasti selalu dihadapkan pada hubungan dengan orang lain, baik yang dikenalnya ataupun yang tidak. Dalam kondisi yang demikian, tentulah kita pahami bersama bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bisa menjadi manfaat untuk orang lain. Bagaimana pun caranya. Tuhan pun juga sudah menjelaskan bahwa manusia yang hidupnya tidak sia-sia adalah mereka yang selalu menebar manfaat di muka bumi. Apapun bentuknya.

Semua orang tentu ingin menjadi manusia yang seperti itu, yang selalu bermanfaat untuk orang lain. Salah satu cara untuk bisa menjadi manfaat untuk orang lain adalah dengan selalu berbuat baik kepada siapa saja. Entah itu dengan menolong orang lain, dengan memberikan ilmu pada orang lain, dengan mengajak mereka kepada kebaikan, dengan memberikan sedekah pada orang yang membutuhkan, bahkan mungkin hanya dengan tebar menebar salam dan senyum. Apapun kebaikan dari seseorang pasti akan selalu mendekatkannya kepada manfaat bagi orang lain. Dan semua itu juga akan bermanfaat untuk dirinya sendiri karena dengan berlaku baik dan menjadi manfaat untuk orang lain, ia pasti akan menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

Namun, di era modern ini, ada banyak sekali manusia yang terlena dengan kehidupannya sendiri hingga mereka lupa untuk berusaha menjadi manfaat untuk orang lain. Bahkan banyak orang yang hidup sebagai parasit bagi orang lain yang selalu berbuat baik kepadanya. Saat ini manusia dilingkupi ego diri yang lebih besar, sehingga ungkapan “jika orang lain bisa berbuat baik, mengapa saya tidak?” tergantikan dengan “jika orang lain bisa berbuat baik, mengapa harus saya?”. Manusia dilenakan dengan kenikmatan hingga mereka lupa bersyukur. Bahkan, manusia yang tidak diberi nikmat pun lupa bersyukur.

Baca juga: 15 Alasan Mengapa Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri itu Penting

Sebagai manusia yang ingin menjadi manfaat untuk orang lain, kita pun kehilangan makna dari kebaikan kita sendiri. Seringkali orang-orang yang kita berbuat baik padanya, membalas perbuatan baik kita dengan cara-cara yang membuat kita jengah. Misalnya tidak mengucap terima kasih, atau justru ingin selalu diberi kebaikan tanpa mereka membalas kebaikan itu dengan hal yang serupa. Memang, sih dalam berbuat baik kita tidak boleh mengharap imbalan. Namun, sebagai manusia yang realistis, jika mereka justru membalas kebaikan kita dengan cara yang salah, tentu kita tidak akan nyaman untuk berada di sekitar mereka. Malah, bisa jadi berbuat baik kepada mereka justru membawa keburukan pada kita karena kita tidak ikhlas. Kalau sudah tidak ikhlas, apapun kebaikan kita, tentu pahalanya tidak akan sempurna –atau bahkan tidak berpahala sama sekali.

Jangan sampai kebaikan hati yang kita miliki justru menjadikan orang lain kehilangan keinginan mereka untuk berusaha dan mandiri. Banyak orang yang karena orang lain berbuat baik kepadanya, mereka justru mengharap kebaikan itu terus menerus mereka terima. Istilah jawanya “diwenehi ati ngeraga rempela” yang artinya “diberi hati malah meminta jantung”. Untuk berbuat baik pada orang lain, kita memang perlu ikhlas dan tabah. Namun kita perlu tahu juga bagaimana seluk beluk kebaikan kita, apa tujuan kebaikan kita, dan bagaimana cara kita melakukan kebaikan itu. Jangan sampai kebaikan kita justru menyamankan orang lain sampai orang tersebut lupa untuk menjadi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.  Jangan sampai kebaikan kita pada orang lain justru melukai diri kita sendiri. Jadilah bermanfaat untuk orang lain tanpa harus dimanfaatkan oleh orang lain.

What do you think?

Written by virgo

Penumpang Diseret, Netizen China Protes United

Jangan Dulu Bangga dengan Hubungan Kilat : Jika Dia Bisa Memilih Dengan Cepat, Dia Juga Bisa Meninggalkanmu dengan Sangat Cepat